Perpisahan :’)

Perpisahan dengan PSDA. Pertemuan yang akan saya kenang, bukan bentuk acaranya, tapi pesan di dalamnya yang keren. Berbagi kesan, pesan, keluh, kesah, bukan hanya untuk kepengurusan yang akan turun, tapi juga untuk rezim himpunan amisca yang baru. Rezim yang mungkin bisa membawa perubahan baru dalam langkah gerak HMK ‘AMISCA’. Di sana, saya bercerita banyak hal, dari bukan siapa-siapa tapi berusaha sekuat tenaga berkontribusi untuk Amisca yang lebih “EKSIS” hingga seorang veteran PSDA yang tahun depan tak akan lagi menjadi bagian dari kementrian itu.

Ya, saya memutuskan membatasi gerak saya di himpunan dan memulai sesuatu yang baru di kehidupan luar himpunan. Kehidupan keras, kehidupan kuliah, kehidupan kerja, menguras tenaga demi mendapatkan sebuah sertifikat dan segudang berlian. Yang saya impikan untuk Amisca adalah amisca bisa jadi pelopor gerakan kemahasiswaan yang luntur di zaman modern ini. Kawanku, bapak kahim yang baru, Diar, saya percayakan hidup mati cita-cita perjuangan Amisca ditanganmu. Saya akan terus membantu walau dengan kondisi yang terbatas, tanpa amanah apapun.

 

Aneh

What a weird name!! Nama itu udah bikin gw jatuh hati berkali-kali. Beda orang efeknya sama -_-“.
Malem ini gw gabisa tidur sama sekali, nanti ada kuliah pagi, yah whatever. Gw kepikiran banyak hal malem ini. Bingung kan bingung? Sama coy. Ya salah satu yang gw pikirin ya itu nama. Gw pernah deket dengan ‘sebut saja A’ atau masih, gw juga bingung sih. Dia sakit, sibuk, entahlah. Sekarang mungkin kayak orang yang baru kenal ama dia. Lalu dateng lagi A yang baru. Dia mungkin lebih ceria orangnya. Kenal pas ospek. Dia sering gw panggil karena gw punya authority di kepanitiaan itu (waktu itu gw masih objektif yaaah!! Belom ada niat modus *mudah-mudahan dia ga baca, untuk saat ini*). Seiring kenal, dan saling mengenal yah sekarang gw lebih deket dengan (gw kasi nomer dah biar ga bingung) A2 sih. Karena mungkin lebih sering ketemu. Bbm dia selalu di bales. Asik, suka becanda. Nyambung. Itulah pokoknya.
Terus terang gw masih berharap dengan A1. selain karena emang gw suka, ya gw kagum dengan semua tindakannya. Gw kagum dengan pengalaman yang dia punya. Udah bisa dewasa. Yah dewasa, tipe wanita impian gw!! Tapi apa daya dia udah gatau lagi apa dimana dengan siapa kayak lagunya kangen band, haha. Pernah gw coba tanya, “kamu lagi sibuk apa?” Dia cuma jawab “lagi di kondisi yang bingung buat diceritain”, atau itu intinya paling gak. Ya mbok atuh cerita. Udah gw pancing-pancing cerita masih aja gak cerita. Masih berhusnuzhan sih, semoga dia emang sibuknya banget-bangets pake s, sampe cerita aja gabisa. Gw cuma senyum, bales bbm seperlunya (takut dia tersinggung), tweet nomention. Gw akan selalu ada buat dia. Tapi… sayangnya hal itu mungkin ga berlaku dua arah. Kalo dia cerita, dia prioritas gw, haha. Karena gw suka, sayang ama dia (gombal najis, tapi beneran hahaha).
Nah si A2 ini, membuat gw malah makin buat gw ‘move on’ dari A1. Dia buat gw makin serius kuliah tanpa mikirin yang lain. “Kak kuliaaah kaaaak -___-“, itu yang sering dia bbm-in ke gw. Pribadi males ini pun tergerak. Setiap dia lewat, selalu kasih senyum. Gw senyum balik. FTV? Bukan coy, ini kehidupan nyata seorang mahasiswa ganesha, yang gadingnya retak. Tapi suer, dia buat gw aktif dalam dunia per-bbm-an lagi. Gara-gara dia gw menyisihkan uang buat beli bb baru (yang lama udah wassalam).
Itulah keanehan, ketidakwajaran, mungkin juga ketidakwarasan dalam diri gw. Berharap gw kembali ke masa itu, saat A1 selalu bercerita apapun yang terjadi di hidupnya, saat dia terus gw anter pulang :). Saat dia mukul pundak gw karena becandaan. Tanpa kehilangan momen saat ini. Saat A2 begitu memotivasi gw, begitu menyadarkan otak tidak waras ini. Otak yang penuh pemalasan lah dia bilang. Tante genit, makasih yaaaah udah nyadarin kakak, pentingnya hidup dan kuliah :’). Berharap A1 atau terus dengan A2? Pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh waktu dan sikap pria ini. Maaf deh kalo curhat di blog gw sendiri dan menjenuhkan mata pembaca. A1, if you read this, tell me, ask me, warn me. I really-really miss you. And for A2, if you read this, don’t missunderstand, you make my day as beautiful as it is now. Thank you both. God, Time, please, I need your guide to let me choose one of them or leave them both.
-Salam Kalsium-